Hello Kitty Pink Cherry Desy's Heaven
RSS

i love you my beloved mom :D ! want tO mEet mY mOM ..... ! LuV mOM ......

Si "putih" yang menganggu


Keputihan ???

1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar yang di miliki manusia dan menentukan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia,di samping itu juga merupakan karunia Tuhan yang perlu di pelihara dan di tingkatkan kualitasnya serta di lindungi dari ancaman yang merugikannya. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan masyarakat (Depkes, 2002) 
            Oleh karena itu, masalah kesehatan reproduksi di kalangan wanita harus memperoleh perhatian yang serius. Beberapa penyakit-penyakit infeksi organ reproduksi wanita adalah trikomoniasis, veginosis bakterial, kandidiasisvulvovaginitis, gonore, klamida, sifilis, ulkus mote/ chncroid. Salah satu gejala dan tanda-tanda penyakit infeksi organ reproduksi wanita adalah terjadinya keputihan. Keputihan merupakan salah satu masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Keputihan (Fluor Albus) adalah cairan berlebih yang keluar dari vagina (Dwiana, 2008)
                     Banyak wanita di Indonesia yang tidak tahu  tentang keputihan sehingga mereka menggangap keputihan sebagai hal yang umum dan sepele, di samping itu rasa malu ketika mengalami keputihan kerap membuat wanita enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal keputihan tidak bisa di anggap sepele, karena akibat dari keputihan ini sangat fatal bila lambat di tangani tidak hanya bisa mengakibatkan  kemandulan dan hamil di luar kandungan, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher yang bisa berujung pada kematian. (Sugi, 2009).
                     Meskipun termasuk penyakit yang sederhana kenyataanya keputihan adalah penyakit yang tak mudah di sembuhkan. Penyakit ini menyerang sekitar 50 % populasi perempuan dan mengenai hampir pada semua umur. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75 % wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali umur hidup dan 45 % di antaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih (Putu, 2009)
             Di Indonesia, wanita yang mengalami keputihan ini sangat besar, 75 % wanita Indonesia pasti mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya. Angka ini berbeda tajam dengan eropa yang hanya 25 % saja. Kondisi cuaca Indonesia yang lembab menjadi salah satu penyebab banyaknya wanita Indonesia yang mengalami keputihan, hal ini berbeda dengan eropa yang hawanya kering sehingga wanita dapat tidak mudah terinfeksi jamur (Elistiawaty, 2006)
            Ada dua hal yang menjadi faktor pendorong keputihan yaitu faktor endogen dari dalam tubuh dan faktor eksogen dari luar tubuh, yang keduanya saling mempengaruhi. Faktor endogen yaitu kelainan pada lubang kemaluan, faktor eksogen di bedakan menjadi dua yakni karena infeksi dan non infeksi. Faktor infeksi yaitu bakteri, jamur, parasit, virus, sedangkan faktor non infeksi adalah masuknya benda asing ke vagina baik sengaja maupun tidak, cebok tidak bersih, daerah sekitar kemaluan lembab, kondisi tubuh, kelainan endokrin atau hormon, menopause (Susi, 2009)
1.2 Definisi Keputihan
      Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
            Keputihan terjadi jika vagina mengeluarkan semacam lendir atau cairan seperti nanah. Setiap wanita secara normal akan mengeluaran sedikit cairan vagina, yang jernih, menyerupai warna susu atau sedikit kekuningan. Jika pengeluaran cairan ini tidak menimbulkan rasa gatal atau tidak berbau busuk, mungkin hal ini bukan merupakan masalah. Sering kali seorang wanita, terutama selama masa kehamilan, mengalami keputihan yang disertai rasa gatal di dalam vagina. Keputihan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam infeksi. Sebagian besar diantaranya mengganggu, namun tidak berbahaya.
            Keputihan dibedakan menjadi dua macam, yaitu Keputihan Fisiologis (dan Keputihan Patologis yang disebabkan oleh penyakit.
            Keputihan Fisiologis adalah keputihan yang normal terjadi pada setiap wanita dan ini merupakan tanda bahwa alat genital sehat dan mampu membersihkan dirinya sendiri. Cairan yang keluar berupa lendir berwarna putih dengan pH sekitar 4,0. Cairan ini merupakan campuran lendir dari leher rahim (komponen utama), cairan encer dari endometrium dan tuba falopii, cairan kental dari kelenjar Bartholin dan Skene, transudat dari sel epitel vagina, sel epitel vagina yang lepas, dan produk metabolit mikroflora vagina. Jumlah dan konsistensinya bervariasi dalam satu siklus menstruasi. Cairan ini mengandung protein, polisakarida, asam amino, enzim dan imunoglobulin. Bila diperiksa dengan mikroskop, akan tampak banyak sel epitel dan sedikit limfosit. Keputihan Fisiologis umumnya terjadi pada: 
(1) bayi yang baru lahir hingga berumur sekitar 10 hari, keputihan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dari plasenta terhadap rahim dan vagina janin,
(2) wanita yang akan mengalami menstruasi pertama kali karena alat genital mulai mendapat pengaruh hormon estrogen, dan
(3) pada saat melakukan hubungan seksual.
(4) waktu di sekitar ovulasi, yakni cairan yang keluar dari kelenjar-kelenjar pada leher rahim menjadi lebih encer
(5) keputihan yang berasal dari kelenjar-kelenjar pada leher rahim juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis dan pada wanita dengan kelainan anatomis pada leher rahim
(6) selama kehamilan, ini terjadi karena peningkatan aliran darah ke alat genital karena peningkatan hormon estrogen.
            Sedangkan Keputihan Patologis adalah keputihan yang disebabkan oleh suatu penyakit, terpenting di antaranya adalah infeksi. Infeksi ini bisa berasal dari vagina, vulva, leher rahim, rahim maupun adneksa. Keputihan Patologis mengandung lebih banyak limfosit, berwarna agak kekuningan hingga hijau, lebih kental dan berbau. Gejala lainnya tergantung kuman penyebab. Tumor pada alat genital, jinak maupun ganas, juga dapat menyebabkan terjadinya keputihan ini.
1.3 Penyebab Keputihan
Beberapa jenis infeksi yang menyebabkan keputihan antara lain Bacterial Vaginosis, Vulvovaginal Candidiasis, Trichomoniasis, Atrophic Vaginitis, Infeksi Chlamydia dan Gonorrhea.
·         Bacterial Vaginosis (BV) adalah penyebab tersering Keputihan Patologis (40%-50% kasus infeksi vagina), tetapi sering tanpa gejala. Penyebabnya adalah perubahan keseimbangan flora normal vagina atau peningkatan pH vagina. Sembilan puluh persen flora normal vagina adalah bakteri dari genus Lactobacillus. Penurunan jumlah flora normal menyebabkan ledakan pertumbuhan bakteri lain seperti Gardnerella Vaginalis, Mycoplasma Hominis, Bacteroides Species dan Mobiluncus Species. Berganti-ganti pasangan seksual, merokok, penggunaan IUD dan sering menyemprot vagina dengan air mempermudah terjadinya BV. Gejala yang timbul berupa keputihan seperti susu yang tidak lengket, berwarna putih keabu-abuan, banyak, dan setelah ditetesi larutan KOH menjadi berbau amis. Dengan pemeriksaan mikroskopis preparat basah akan tampak "Clue cell" yaitu sel epitel vagina yang dikelilingi bakteri. Pada wanita yang tidak hamil, BV meningkatkan risiko penyakit radang panggul, infeksi postoperatif dan penyebaran HIV.
·         Vulvovaginal Candidiasis (VC) disebabkan oleh jamur Candida Species, 80%-90% oleh Candida Albicans dan 15% oleh Candida Glabrata. Angka kejadiannya sekitar 20%-25% dari kasus infeksi vagina. Agar dapat bertahan hidup, Candida Species memerlukan jaringan yang mengandung estrogen. Karenanya, VC sering terjadi setelah menarche dan jarang terjadi pada wanita menopause. Pil kontrasepsi dosis tinggi, IUD dengan spermisida, kencing manis, penggunaan antibiotik, kehamilan, penyakit yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mempermudah terjadinya VC.
Gejala yang dirasakan berupa gatal, rasa seperti terbakar dan kemerahan pada vulva dan vagina, kadang disertai nyeri saat kencing. Cairan tidak berbau, pH<4,7 dan sangat tebal hingga menyerupai gumpalan susu. Dari pemeriksaan mikroskopis dengan preparat basah maupun dengan pewarnaan KOH dapat ditemukan pseudohifa atau anyaman miselium.
·         Trichomoniasis (Tm) disebabkan oleh Trichomonas Vaginalis. Angka kejadiannya sekitar 15%-20% dari kasus infeksi vagina, 50% penderita tanpa gejala. Sisanya, timbul gejala berupa keputihan yang berwarna kekuningan hingga kehijauan, berbusa, berbau "apek", nyeri saat melakukan hubungan seksual, iritasi vulvovaginal, dan kadang-kadang disertai nyeri saat kencing. Dari pemeriksaan mikroskopis dengan preparat basah dapat ditemukan trikomonas dengan cara bergerak yang khas. Tm dapat menyebabkan infeksi pada vulva-vagina, infeksi uretra, infeksi saluran reproduksi bagian atas, gangguan perkembangan janin (lahir prematur, bayi berat badan lahir rendah), dan mempermudah penularan HIV.
·         Atrophic Vaginitis (AV) merupakan penyebab tersering iritasi vagina pada wanita di masa klimakterium (6 tahun sebelum berhenti menstruasi hingga 6 tahun sesudah berhenti menstruasi). Pada masa ini terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan peningkatan hormon gonadotropin yang mengakibatkan sel epitel vagina mengalami atropi. Kejadian ini mempermudah terjadinya infeksi sekunder pada vagina. Keluhan yang dirasakan berupa keluar cairan jernih hingga kekuningan dari vagina, kadang berwarna seperti darah. Keluhan lain berupa sering kencing, tiba-tiba timbul rasa ingin kencing hingga terasa nyeri dan tidak mampu menahan kencing; dan mengompol saat terjadi peningkatan tekanan perut, seperti saat batuk dan saat tertawa terbahak-bahak. Dari pemeriksaan mikroskopis dengan preparat basah atau papanicolaou smear akan tampak sel basal dan sel parabasal imatur, menggantikan sel epitel vagina.
·         Chlamydia Trachomatis (CT) merupakan bakteri obligat intraseluler, bakteri ini hanya bisa tumbuh di dalam sel inang yang masih hidup. Bakteri ini hanya menyerang sel epitel kolumnar pada endoserviks, uretra, endometrium, tuba falopi dan rektum. Sekitar 70% wanita yang terinfeksi CT tanpa gejala, sehingga sulit untuk menegakkan diagnosa infeksi ini. Bagi penderita yang bergejala, keluhannya berupa keluar cairan berwarna kuning hingga kehijauan atau hanya berupa bercak-bercak berwarna kuning hingga kehijauan atau perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, peradangan akut pada uretra, nyeri saat kencing dengan frekuensi dan urgensi yang minimal. Hasil kultur urin negatif karena bakteri ini hanya bisa tumbuh di dalam sel inang yang masih hidup. Sekitar 30% dari infeksi serviks akibat CT yang tidak diobati akan berkembang menjadi penyakit radang panggul.
·         Gonorrhea (Gh) disebabkan oleh bakteri diplokokus Gram negatif, Neisseria Gonorrhoeae. Seperti CT, bakteri ini hanya menyerang sel epitel kolumnar. Wanita yang terinfeksi sebagian besar tanpa gejala dan bila infeksi ini menimbulkan keluhan, keluhan yang muncul hampir sama dengan infeksi CT. Bedanya, kuman ini juga menginfeksi faring pada 10% kasus. Dengan pewarnaan Gram dari cairan serviks, kuman akan tampak. Sekitar 15% dari infeksi serviks akibat Neisseria Gonorrhoeae yang tidak diobati akan berkembang menjadi penyakit radang panggul.
Penyebab keputihan secara umum adalah:
  • Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar
  • Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis
  • Sering menggunakan WC Umum yg kotor
  • Tidak mengganti panty liner/pembalut
  • Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina
  • Sering bertukar celana dalam/handuk dgn orang lain
  • Kurang menjaga kebersihan vagina
  • Kelelahan yang amat sangat
  • Stress
  • Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
  • Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
  • Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, ridur kurang)
  • Tinggal di daerah tropis yang lembab
  • Lingkungan sanitasi yang kotor.
  • Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
  • Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
  • Kadar gula darah tinggi
  • Hormon yang tidak seimbang
  • Sering menggaruk vagina
Sedangkan dengan memperhatikan cairan yang keluar, kadang-kadang dapat diketahui penyebab keputihan.
  • Infeksi kencing nanah, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.
  • Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.
  • Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
1.4 Gejala Klinis Keputihan
A. Keputihan yang cair dan berbusa, berwarna kuning kehijauan atau keputih-putihan, berbau busuk dengan rasa gatal.
Penyakit ini menimbulkan rasa seperti terbakar di daerah kemaluan saat buang air kecil. Kadang-kadang alat kelamin terasa sakit dan membengkak. 
B. Cairan keputihan yang berwarna putih seperti keju lembut atau dadih dan berbau seperti jamur atau ragi roti.
Keadaan ini menunjukkan adanya infeksi yang disebabkan jamur atau ragi di kemaluan seorang wanita. Penderita akan merasakan efek gatal yang hebat, bibir kemaluan sering terlihat merah terang dan terasa sangat sakit. Selain itu saat buang air kecil terasa seperti terbakar.
C. Cairan keputihan yang kental seperti susu dengan bau yang amis/anyir.
Keadaan ini dimungkinkan karena
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Hemophilus. Diperlukan pemeriksaan khusus untuk membedakan infeksi trichomonas. 
D. Cairan keputihan yang encer seperti air, berwarna cokelat atau keabu-abuan dengan bercak-bercak darah, berbau busuk.
Merupakan tanda-tanda infeksi yang lebih parah, atau mungkin kanker. Mintalah segera pertolongan dokter

* Semoga bermanfaat ya ladies :D


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS